Proses fermentasi merupakan salah satu teknik pengolahan pangan yang sudah dilakukan secara beabad-abad. Tujuan proses fermentasi adalah meningkatkan nilai gizi, citarasa dan masa simpan dari olahan pangan tersebut. Salah satu komponen bioaktif yang terbentuk selama fermentasi adalah GABA. GABA merupakan asam amino non-protein yang memiliki efek fisiologis sebagai antihipertensi, antikanker, anti obesitas dan digunakan untuk terapi penderita Parkinson dan Alzhiemer. Sebagai bentuk dari tridharma perguruan tinggi, salah satu dosen Program Studi Gizi yaitu Dr. nat. techn. Ida Bagus Agung Yogeswara, S.TP., M.Sc memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo. Kuliah umum yang diberi tema “trend makanan fermentasi” diselenggarakan via zoom yang dimulai pukul 09.00 Wita sampai 12.00 Wita.
Menurut Bapak Yogeswara, Komponen bioaktif GABA pada makanan sangat rendah, sehingga perlu ditingkatkan melalui proses fermentasi. Makanan fermentasi yang tinggi GABA akan meningkatkan efek fungsional/kesehatan dari makanan fermentasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa, Kadar GABA dapat ditingkatkan dengan menggunakan kultur starter bakteri asam laktat atau dengan proses germinasi atau perkecambahan (terutama komoditas kacang-kacangan dan serealia). Bapak Yogeswara berpendapat bahwa makanan fermentasi tinggi GABA belum popular di Indonesia, sehingga akan menjadi tantangan bagi para ahli pangan dan gizi untuk mengembangkan makanan fermentasi tinggi GABA untuk menurunkan angka kasus penyakit degeneratif di Indonesia.